Indahnya Kemuliaan Cahaya Kemilau Ramadhan
Segala puji dan puja untuk Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang . Dia yang mengumpul segala pengetahuan di dalam Zat-Nya dan Dia
jugalah Pencipta segala pengetahuan dengan keabadian. Segala kewujudan
bersumberkan Wujud-Nya. Segala puji bagi Allah lantaran Dia mengantarkan Quran
yang mulia yang mengandungi di dalamnya sebab-sebab diturunkan yaitu
untuk memperingatkan manusia tentang Allah. Dihantarkan-Nya kepada pembimbing
yang memandu manusia pada jalan yang benar. Tidak lupa Sholawat dan salam atas
Junjunagan Nabi besar Muhammad s.a.w yang paling mulia di kalangan
nabi-nabi-Nya, dimuliakan dengan kitab suci yang paling suci dan paling mulia
agar rahmat dilimpahkan..
Pada artikel kali ini, saya akan membahas tentang beberapa kemuliaan Bulan
Suci Ramadhan ini. Yang mengarah kepada malam Nuzulul Qur’an, dan malam
Lailatul Qadr.
Semua umat Islam pasti mengetahui malam kemuliaan ini dibulan Ramadhan, dan
ada juga yang menantikan malam ini dengan menunaikan ibadah maupun memanjatkan
do’a dan juga berbicara kepada Sang Pencipta.
“Malam yang penuh kemuliaan…”
“Malam yang penuh ketenangan…”
“Malam yang penuh kesejukan hati…”
“Malam yang selalu dikenang…”
“Malam yang selalu dinanti-nantikan …”
Apa lagi kalau bukan Malam kemuliaan di bulan Ramadhan
Kata-kata yang sering kali diucapkan dan terdengar dari orang-orang yang
membicarakannya.
Mari para saudara-saudariku untuk langsung melihat kepada pembahasannya
dibawah ini..
1.) Malam Nuzulul
Qur’an
Nuzulul Quran yaitu suatu peristiwa turunnya Alquran sebagai wahyu kepada
Nabi Muhammad SAW. Allah SWT pertama kali menurunkan wahyu kepada Rasulullah
SAW yang pada saat itu beliau tengah berkhalwat di gua Hira, Jabal Nur, yang berjarak
lebih kurang 6 km dari Mekkah.
Adapun wahyu yang turun yaitu Surat Al Alaq (ayat 1-5). Lalu, Allah SWT
kembali menurun wahyu tiga tahun setelahnya melalui Surat An Nashr.
Perlu diketahui, urutan surat dalam Alquran yang
kita tahu saat ini bukan berdasarkan urutan penurunannya. Turunnya Alquran
sebagai wahyu kepada Rasulullah SAW sesuai dengan kondisi yang terjadi
pada masa itu. Allah SWT menurunkan ayat-ayat Alquran di Madinah dan
Makkah. Itulah mengapa, surat-surat dalam Alquran terbagi dua golongan, yaitu
golongan surat Makkiyah dan golongan surat Madaniyah.
Periode turunnya ayat golongan Makkiyah
berlangsung 9 tahun, dan golongan surat Madaniyah berlangsung 10 tahun. Seiring
proses penurunan wahyu tersebut, Nabi Muhammad SAW secara perlahan
memperkenalkan juga agama Islam. Meski dalam proses mensyiarkan agama
islam pada masa itu banyak penentangan dari orang-orang, namun seiring
berjalannya waktu banyak juga umat yang kemudian menerima agama islam dan
mengikuti ajaran Rasulullah SAW.
Al Quran tidak diturunkan sekaligus (jumlah
wahidah). Namun, diturunkan secara berangsur-angsur (munajjaman).
"Dan Al Quran itu telah Kami turunkan
dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia
dan Kami menurunkannya bagian demi bagian (Q.S. Al Isra' ayat 106). Hikmah
diturunkannya Al Quran secara berangsur-angsur adalah untuk mengukuhkan dan
meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW agar Al Quran mudah dihafal dan dipahami oleh
kaum muslimin. Diturunkan secara berangsur-angsur untuk mengetahui mana ayat
yang mansukh (dihapus) dan mana yang nasikh (menghapus).
Al-Qur’an diturunkan dalam tempo, menurut satu
riwayat, 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai dari malam 17 Ramadhan tahun 41
dari kelahiran Nabi, sampai 9 Dzulhijjah Haji Wada` tahun tahun 63 dari
kelahiran Nabi atau tahun 10 H.Proses turunnya al-Qur’an kepada Nabi Muhammad
saw melalui tiga tahapan, yaitu:Pertama, al-Qur’an turun secara sekaligus dari
Allah ke lauh al-mahfuzh , yaitu suatu tempat yang merupakan catatan tentang
segala ketentuan dan kepastian Allah. Proses pertama ini diisyaratkan dalam Q.S.
al-Buruj (85) ayat 21–22, Tahap
kedua, al-Qur’an diturunkan dari lauh al-mahfuzh itu ke bait al-izzah (tempat
yang berada di langit dunia). Proses kedua ini diisyaratkan Allah dalam surat
al-Qadar [97] ayat 1, Tahap ketiga, al-Qur’an diturunkan dari bait al-izzah ke
dalam hati Nabi dengan jalan berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan.
Adakalanya satu ayat, dua ayat dan bahkan kadang-kadang satu surat.
- Keutamaan Malam Nuzulul Qur’an
1. Malam
Nuzulul Quran sebagai peristiwa penting diturunkannya Al-Quran tentu menjadi
peristiwa penting. Di balik peristiwa penting ini memiliki keutamaan yang baik
untuk umat Muslim.
2. Malam
Nuzulul Quran selain menjadi malam yang penuh keberkahan, memiliki keutamaan di
mana Allah SWT melipatgandakan pahala umat Muslim yang beribadah. Sehingga,
sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah selama bulan Ramadhan.
3. Seperti
itikaf di masjid, tadarus Al-Quran, memperbanyak zikir, memperbanyak sedekah,
salat sunnah tarawih dan witir hingga tahajud. Serta memperbaiki perbuatan dan
sikap dalam sehari-sehari.
4. Pada
malam diturunkannya Al-Quran ini menjadi malam penuh keberkahan di mana
para malaikat turun ke muka bumi memberikan doa kepada setiap manusia yang
melakukan ibadah.
- Hikmah AL-Quran
Turun Secara Berangsur-Angsur
Tentu saja ada alasan dan hikmah mengapa Al-Quran diturunkan secara
berangsur-angsur. Logika nalarnya saja, bagaimana mungkin Rasulullah Saw bisa
menerima firman Allah Swt sekaligus jika pada wahyu yang pertama saja
Rasulullah Saw dalam keadaan belum bisa membaca hingga kesulitan menerima wahyu
tersebut?
Ada 3 hikmah dari diturunkannya Al-Quran secara berangsur-angsur:
1. Meneguhkan
hati Rasulullah SAW dan umatnya. Dengan adanya firman Allah Swt yang turun secara
berangsur-angsur inilah menjadi motivasi bagi Rasulullah SAW atas setiap
petunjuk yang didapat ketika menghadapi ujian. Termasuk motivasi dari
kisah-kisah umat terdahulu
2. Mempermudah
umat Muslim untuk menghapal dan memahami
3. Menyesuaikan problematika dan dinamika sosial yang dihadapi oleh Rasulullah dan umatnya. Tentu saja, Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk umat Muslim. Sehingga, datang untuk menyelesaikan problematika yang ada pada saat itu.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah yang berkata,
“Ayat yang pertama diturunkan menjelaskan tentang
surga dan neraka. Lalu ketika hati orang-orang semakin meyakini kebenaran
Islam, maka turunlah ayat-ayat tentang halal dan haram. Andaikan sejak semua
yang turun adalah ayat seperti ‘Jangalah meminum khamar.’ Maka orang-orang akan
berkata, ‘Kami tidak akan meninggalkan kebiasaan meminum khamar selamanya.’
Andaikan yang pertama kali turun adalah ayat ‘Jangan berzina’ maka, orang-orang
akan berkata, ‘Kami tidak akan meninggalkan perbuatan zina selamanya.”
2.) Malam Lailatul Qadr
Imam Ibnu Katsir dalam karyanya Tafsir Ibnu
Katsir menyebutkan sebuah riwayat yang diduga sebagai malam lailatul qadar
pertama yang dialami oleh Rasulullah.
Pada saat itu Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam sedang menceritakan
empat orang dari Bani Israil yang menyembah Allah selama 80 tahun lamanya.
Mereka, yakni Ayub, Zakaria, Hizqil bin ‘Ajuz dan Yusya’ bin Nun tidak pernah
berbuat maksiat barang sekejap pun. Maka, para sahabat pun mengagumi sosok yang
disebukan oleh Rasulullah.
Kemudian datanglah Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad dan berkata, “Wahai
Muhammad, umatmu kagum dengan ibadah selama 80 tahun, yang tidak pernah berbuat
maksiat sekejap mata pun. Kemudian Allah menurunkan yang lebih baik dari
ibadahnya orang Israil tersebut.”
Kemudian Malaikat Jibril membacakan kepad Nabi, “Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya Al Qur’an pada malam kemulian. Dan tahukah kamu apakah malam
kemuliaan itu? Malam kemulian itu lebih baik daripada seribu bulan (QS. Al
Qadr: 1-3). Ini lebih utama daripada yang dikagumimu dan umatmu.” Kemudian
Rasulullah dan sahabat merasa senang dengan hal itu.
Dalam riwayat lain, sejarah malam lailatul qadar dikisahkan terjadi ketika
Rasulullah tengah berdiam diri di Gua Hira yang terletak di Jabal Nur. Pada
saat itu, Malaikat Jibril datang membawa wahyu dan ajaran. Di malam itulah
terjadi perubahan kehidupan Rasulullah dan seluruh umat manusia.
Walau belum jelas peristiwa yang mana yang menjadi awal datangnya malam
lailatul qadar. Namun hal penting ialah bahwa malam ini tidak didapat dengan
usaha yang biasa-biasa saja. Jika meneladani kisah di atas, malam laiatul qadar
datang ketika Rasulullah tengah berdiam diri dan merenung. Maka kita juga dapat
mencontoh beliau dengan cara menghidup malam-malam Ramadhan dengan amalan
seperti shalat dan ber'tikaf. Wallalahu ‘alam bisshawwab..
Lailatul Qadar dianggap sebagai malam paling suci tahun ini bagi umat Islam
di bulan suci Ramadhan. Lailatul Qadr jatuh dalam 10 hari terakhir bulan
Ramadhan. Umat Muslim di seluruh dunia memaksimalkan doa-doa mereka dan
memberikan yang terbaik dalam berusaha mencapai keridhaan Allah SWT dan
pengampunan atas semua dosa mereka selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (Al-Quran,
97: 3)
Dari Surah al-Qadr tersebut dapat disimpulkan bahwa peristiwa diturunkannya
Al-Qur'an terjadi pada Lailatul Qadar, yang digambarkan lebih baik daripada
seribu bulan.
Beberapa ahli tafsir berpendapat, Al-Qur'an diturunkan melalui dua proses.
Proses yang pertama, Al-Qur'an diturunkan secara keseluruhan (jumlatan wahidah)
di Baitul Izzah.
Proses kedua, Al-Qur'an diturunkan secara bertahap melalui malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad sesuai dengan kebutuhan umat, dimulai dari Surah al-Alaq
ayat 1-5.
Turunnya 5 ayat tersebut terjadi ketika Muhammad sedang merenung di Gua
Hira.
Tanggal pasti malam ini tidak diketahui. Meski begitu, Nabi Muhammad
memberi tahu petunjuk dalam bentuk narasi, untuk mencari malam Lailatul Qadar
di salah satu dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, khususnya malam
dengan hitungan ganjil.
Ini berarti malam Ramadan ke-21, 23, 25, 27, dan 29 semuanya memiliki
potensi tinggi untuk menjadi malam Lailatul Qadar.
Ada maksud baik dari petunjuk di tanggal yang tidak diketahui ini, yaitu
memberikan kesempatan kepada seseorang untuk melakukan ibadah tambahan
sepanjang hari-hari terakhir Ramadan dengan harapan mendapatkan tanggal yang
tepat.
Jika satu malam tertentu diketahui, manusia secara alami akan mengerahkan
seluruh upaya mereka pada satu malam itu saja, dan kemungkinan mengendur pada
malam-malam lainnya.
Demikian, sedikit ilmu untuk berbagi yang sudah saya rangkum dengan
sebenarnya, artikel ini disusun guna untuk memberi saudara dan saudari
sedikit ilmu yang indah ini dan juga untuk khalayak ramai sebagai penambah ilmu
pengetahuan serta informasi yang dapat bermanfaat untuk diri
sekalian, jadikan pengetahuan ini untuk menambah ilmu ataupun referensi.
Semua ilmu hanya milik Allah Azza Wa Jalla, saya hanya menyampaikannya, semua
manusia tidak luput dari kesalahan, apabila ada kesalahan dalam penulisan ini
mohon dimaafkan kurang lebihnya..
Wallalahu ‘alam bisshawwab..
Pesanku :
“Seseorang yang senantiasa selalu mengingat kehadiran-Nya di dalam
Qalbunya, ibarat terbebas dari belenggu ikatan apapun dan menyelami samudera
cahaya yang tiada habisnya, selalu merasa bersyukur atas pemberiannya.
Bercerminlah terhadap hatimu sendiri, hatimu itu ibarat cermin yang berkilat,
sayangnya sudah dipenuhi oleh debu dan kotoran yang tak terkira jumlahnya sudah
menutupi hati itu. Maka kamu harus membersihkan kotoran yang sudah bersarang
disana dengan Muhasabah dan bertafakurlah terhadap-Nya.”
-Laras
😊
Artikel ini
disusun oleh :
Kensani Laras Sekar
Komentar
Posting Komentar